Archives
-
▼
2013
(41)
-
▼
March
(12)
- 5 Kamera DSLR Murah Untuk Pemula
- Kuliner Tapanuli 3 (Naniura)
- Daftar Isi
- Perkawinan Yang Dilarang Dalam Adat Batak Toba
- Legenda Simardan
- Belajar Aksara Batak
- Arti Umpama, Umpasa dan Falsafah Batak
- Tari Tor-tor
- Lappet dan Ombus-ombus
- 8 Orang Batak Pencipta Lagu Nasional
- Umpasa dan Falsafah Batak
- ULOS
-
▼
March
(12)
Arsip
-
▼
2013
(41)
-
▼
March
(12)
- 5 Kamera DSLR Murah Untuk Pemula
- Kuliner Tapanuli 3 (Naniura)
- Daftar Isi
- Perkawinan Yang Dilarang Dalam Adat Batak Toba
- Legenda Simardan
- Belajar Aksara Batak
- Arti Umpama, Umpasa dan Falsafah Batak
- Tari Tor-tor
- Lappet dan Ombus-ombus
- 8 Orang Batak Pencipta Lagu Nasional
- Umpasa dan Falsafah Batak
- ULOS
-
▼
March
(12)
Powered by Blogger.
Asal Kunjungan
Friday, 8 March 2013
Lappet dan ombus-ombus adalah kue tradisional Batak. Tak jelas sejak kapan penganan ini mulai “membudaya”. Namun pada acara seremonial adat Batak tertentu, biasanya lappet atau ombus-ombus tetap menjadi hidangan sela dibarengi kopi atau teh.
Lappet dan ombus-ombus adalah dua jenis penganan yang berbeda. Namun keduanya terbuat dari bahan yang sama: tepung beras, kelapa, gula merah (aren). Namun untuk lappet performanya tak jauh beda dengan lepat pisang. Tetapi rasa dan bahannya jelas beda.
Perbedaan antara lappet dan ombus-ombus ada pada bentuk olahan dan rasa. Lapet biasanya dibentuk menyerupai limas dan dibungkus daun pisang. “Sementara Ombus-ombus, bentuknya bulat dan tidak dibungkus dengan apapun,” kata B Hutabarat salah satu penjual lapet dan ombus-ombus selama puluhan tahun.
Proses pembuatannya sendiri tidak begitu rumit, dimulai dari tepung beras, kelapa parut (jangan terlalu tua), dicampur. Menyusul parutan gula aren, dan air secukupnya. Setelah merata seluruh adonan, kemudian dibungkus dengan daun pisang, lalu dikukus hingga matang. Sama halnya dengan lappet, Ombus-ombus terdiri dari bahan sama, namun penampilan proses akhir berbeda. Ombus-ombus tidak dibungkus dengan daun, hanya dibentuk sebesar bulatan bola golf, sudah langsung dapat dikukus.
Kue tradisional ini lebih enak dinikmati jika panas-panas dan disajikan sebagai makanan pelengkap minum teh atau kopi. Soal rasa tak perlu ditanya. Bagi yang pernah mencicipnya mungkin akan punya pendapat yang berbeda. Tetapi paduan tepung beras dan gula aren akan memberika cita rasa yang unik.
Namun lappet dan ombus-ombus ini kurang populer sebagai dagangan. Jika ingin mendapat rasa yang asli boleh membeli di Siborong-borong. Karena ombus-ombus yang terkenal memang di Siborong-borong. Tetapi di Medan juga kedua kue ini sudah beredar. Biasanya dipesan langsung dengan pembuatnya atau dijual secara berkeliling pada masa tertentu. Terkadang di daerah pasar sentral Sambu ada juga penjual penganan ini.
Subscribe to:
Post Comments
(Atom)
0 comments:
Post a Comment