Archives
-
▼
2013
(41)
-
▼
March
(12)
- 5 Kamera DSLR Murah Untuk Pemula
- Kuliner Tapanuli 3 (Naniura)
- Daftar Isi
- Perkawinan Yang Dilarang Dalam Adat Batak Toba
- Legenda Simardan
- Belajar Aksara Batak
- Arti Umpama, Umpasa dan Falsafah Batak
- Tari Tor-tor
- Lappet dan Ombus-ombus
- 8 Orang Batak Pencipta Lagu Nasional
- Umpasa dan Falsafah Batak
- ULOS
-
▼
March
(12)
Arsip
-
▼
2013
(41)
-
▼
March
(12)
- 5 Kamera DSLR Murah Untuk Pemula
- Kuliner Tapanuli 3 (Naniura)
- Daftar Isi
- Perkawinan Yang Dilarang Dalam Adat Batak Toba
- Legenda Simardan
- Belajar Aksara Batak
- Arti Umpama, Umpasa dan Falsafah Batak
- Tari Tor-tor
- Lappet dan Ombus-ombus
- 8 Orang Batak Pencipta Lagu Nasional
- Umpasa dan Falsafah Batak
- ULOS
-
▼
March
(12)
Powered by Blogger.
Asal Kunjungan
Friday, 8 March 2013
Tarian Tor-tor khas suku Batak, Sumatera Utara. Tarian
yang gerakannya se-irama dengan iringan musik (magondangi) yang dimainkan
dengan alat-alat musik tradisional seperti gondang, suling, dan terompet batak.
Tari tor-tor dulunya digunakan dalam
acara ritual yang berhubungan dengan roh, dimana roh tersebut dipanggil dan
“masuk” ke patung-patung batu (merupakan simbol dari leluhur), lalu patung
tersebut tersebut bergerak seperti menari akan tetapi gerakannya kaku. Gerakan
tersebut meliputi gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan gerakan tangan.
Jenis tari tor-tor pun beragam, ada
yang dinamakan tor-tor Pangurason (tari pembersihan). Tari tor-tor Pangurason
biasanya digelar pada saat pesta besar yang mana lebih dahulu dibersihkan
tempat dan lokasi pesta sebelum pesta dimulai agar jauh dari mara bahaya dengan
menggunakan jeruk purut.
Ada juga tor-tor Sipitu Cawan (Tari
tujuh cawan). Tor-tor Sipitu Cawan ini biasa digelar pada saat pengukuhan
seorang raja, menurut legenda tari berasal dari 7 putri kayangan yang mandi
disebuah telaga di puncak Gunung Pusuk Buhit.
Kemudian ada tor-tor Tunggal Panaluan
merupakan suatu budaya ritual. Biasanya digelar apabila suatu desa dilanda
musibah, maka tanggal ditarikan tari tor-tor, akan ditentukan oleh para dukun
untuk mendapat petunjuk solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Sebab tongkat
tunggal penaggalan adalah perpaduan kesaktian Debata Natolu yaitu Benua atas,
Benua tengah dan Benua bawah. Dahulu, tarian ini juga dilakukan untuk acara
seremoni ketika orangtua atau anggota keluarganya meninggal dunia. Kini, tari
tor tor biasanya hanya digunakan untuk menyambut turis.
Dalam perkembangannya tarian tor-tor
ada dalam berbagai acara adat Batak, maknanya disesuaikan dengan tema acara
adat yang sedang dilakukan. Dan untuk lebih memeriahkan tari tor-tor, sebagian
penonton memberikan saweran kepada penari tor-tor yang diselipkan di tangan
penari tor-tor dan sang pemberi saweran melakukannya sambil menari tor-tor
juga.
Perkembangan Tortor Dipengaruhi Nyanyian Dalam
Opera Batak
Budayawan Thompson Hs menilai, perkembangan tari “tortor” banyak
dipengaruhi nyanyian melalui “tumba” (gerak tari bersifat minimalis) dalam seni
opera Batak, yang banyak dipertunjukan pada 1920 hingga tahun 1980.
“Tari tortor, masuk dalam identitas
kebudayaan bangsa sebagai warisan budaya yang banyak berkembang dalam pengaruh
nyanyian (ende) melalui tumba dan penampilan seni lakon pada opera Batak,” kata
budayawan Thompson Hs di Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.
Memang, saat ini, lanjutnya, tortor
kreasi baru semakin dipengaruhi rekaman musik gondang atau instrumen Barat dan
representasinya telah banyak digantikan alat musik elektronik untuk mengiringi
tarian tradisi tersebut.
Bahkan, menurut pendiri Pusat
Latihan Opera Batak (PLOt) Sumatera Utara itu, beberapa perubahan dalam pola
dan gerak tortor telah terjadi melalui kebijakan interaksi kebudayaan dan peran
perguruan tinggi, yang mungkin bisa disebut sebagai modernisasi tortor.
Sebagai tarian tradisional Batak,
secara umum istilah tortor digunakan di daerah Angkola-Mandailing, Simalungun,
dan Toba pada sub kultur (sosio-antropologis) Batak.
“Di daerah Karo, tari tortor
dikenal dengan landek dan di wilayah Pakpak, Dairi disebut tatak,” ujar
Thompson.
Referensi
: Dari berbagai Sumber
Subscribe to:
Post Comments
(Atom)
0 comments:
Post a Comment